Apa itu PPRA?
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) merupakan program yang ditujukan untuk mencegah atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten. Program tersebut muncul karena adanya peningkatan kejadian dan penyebaran mikroba yang resisten terhadap anti mikroba di rumah sakit yang disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan rendahnya ketaatan kewaspadaan standar.
Dalam konteks diatas Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus menyusun strategi dalam penerapan program pengendalian resistensi antimikroba. Salah satunya diperlukan kerja sama antara seluruh pihak baik dari pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat. Dengan begitu, penggunaan antimikroba dapat lebih dimonitoring serta mulai terbangun kesadaran akan bahaya apabila terjadi resistensi antimikroba.
Penerapan Strategi PPRA
Untuk menerapkan PPRA di fasilitas pelayanan kesehatan, membutuhkan kerja sama antara seluruh pihak baik dari pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat. Beberapa strategi PPRA yang bisa diterapkan di masing-masing bidang rumah sakit yaitu sebagai berikut :
1. Instalasi farmasi
- Karena instalasi farmasi berhubungan langsung dengan ketersediaan antibiotik di rumah sakit, bidang ini harus memastikan kualitas dan ketersediaan antibiotik serta memberikan saran dan konsultasi tentang penanganan pasien infeksi. Petugas farmasi juga harus memberikan informasi dan instruksi tentang penggunaan antibiotik yang tepat dan benar, serta mengkaji resep obat dan melakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan antibiotik.
2. Tim pencegahan pengendalian infeksi
- Tim ini juga bertanggung jawab untuk mengawasi dan memantau kasus infeksi yang disebabkan oleh resistensi antibiotik. Untuk mencegah penularan, pasien yang terinfeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik akan diisolasi. Tim akan membuat pedoman untuk menangani kasus serupa jika terjadi di kemudian hari berdasarkan kasus ini.
3. Bidang keperawatan
- Sebagai salah satu komponen yang paling sering berinteraksi dengan pasien, harus meningkatkan standar untuk mencegah resistensi antibiotik. Selain itu, perawat harus lebih hati-hati saat memberikan antibiotik dan memberi pasien penjelasan yang jelas tentang cara menggunakan antibiotik dengan benar.
4. Tim farmasi dan terapi
- Tim farmasi dan terapi merupakan tim yang sangat penting untuk menerapkan strategi PPRA di rumah sakit karena mereka bertanggung jawab atas penyusunan kebijakan dan pedoman, pengawasan, dan evaluasi penggunaan antibiotik di rumah sakit. Oleh karena itu, tim ini akan bertanggung jawab untuk membuat kebijakan dan memantau pelaksanaannya.
Dari keseluruhan pembahasan diatas, penerapan strategi PPRA di fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk di rumah sakit, menjadi penting untuk mengurangi angka resistensi antibiotik dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Dengan mengendalikan perkembangan kasus resistensi antibiotik, antibiotik bisa digunakan secara bijak sesuai dengan penyebabnya, dosisnya, jangka waktu pemberian, dan efek sampingnya yang minimal. Hal tersebut akan mengurangi dampak resistensi antibiotik.
Strategi PPRA juga tentu harus didukung dengan SIMRS yang berkualitas dan lengkap. Memilih Farmagitechs sebagai vendor untuk memperbarui sistem informasi manajemen di rumah sakit yang Anda kelola adalah piihan yang sangat tepat. Ingin mengetahui produk apa saja yang Farmagitechs miliki? silahkan klik link yang tertera ini “Produk Farmagitechs”.